Demokrasi tak sesuai bestek
Selasa 10 pebruari 2009
Sepanjang sejarah perjalanan bangsa ini, mulai dari zaman presiden sukarno, Suharto, hingga saat ini presiden SBY nampaknya bangsa ini tidak pernah mengalami ketenangan sedikitpun. Masa orde lama yang merupakan masa embrio dari dinamika bangsa ini menggundang ketidak puasan dari berbagai pihak sehingga digantikan dengan masa orde baru yang sebelumnya telah menjanjikan akan terciptanya bangsa yang adil dan makmur justru membuat bangsa ini kian terpuruk akibat adanya krisis moneter pada tahun 1988. Kemudian mahasiswa mencoba mendobrak adanya system kekuasaan yang abadi sehingga presiden orde baru berhasil digulingkan dan digantikan dengan masa reformasi.
Pada masa reformasi semua rakyat dari kalangan manapun tanpa terkecuali bebas mengeluarkan pendapat untuk membangun bangsa ini menuju arah yang lebih maju, sehingga melahirkan golongan – golongan yang membuat bangsa ini menjadi terpetak-petak dengan lahirnya sekian banyak partai yang ada di Indonesia.
Demokrasi yang juga diharapkan dapat memperbaiki keterpurukan bangsa Indonesia dengan memberikan kebebasan berpendapat juga tidak mampu memperbaiki keadaan. Hal itu disebabkan keserakahan yang nampaknya sudah membudaya di tanah air kita tercinta ini. Dari sekian banyak golongan yang ada menginginkan posisi terdepan sehingga mereka rela menindas yang lain. Ketika suatu golongan sudah sampai pada baris terdepan entah mekanismenya sudah benar atau salah, maka pasti ada golongan lain yang merasa tidak cocok dengan kebijakan yang dikeluarkan sehingga timbul aksi baik secara terang terangan (DEMO) maupun secara halus. Disampaing itu pemerintah juga haruis berjuang keras untuk mengupas tuntas beberapa oknom pemerintah yang berbuat curang (KKN).
Akibat dari demokrasi yang salah kaprah menyebabkan setiap lagi tidak sadar akan posisinya di mata masyarakat, misalnya para kiyai, pengajar, pengusaha, dll. Kiyai yang semestinya tidak berpihak pada suatu golongan justru banyak kiyai yang berbalik arah, sehingga menimbulkan panggilan baru seperti kiyai partai PKB, PPP, GOLKAR dll. Dengan demikian masyarakat yang tidak sefaham dengan kyai yang berada pada golongan lain akan berkurang rasa hormatnya, bahkan sering terjadi cacimaki pada seorang kiyai, begitu juga yangb terjadi pada yang lain – lain, nauzubillah.
Solusi
1.Dari keterpurukan bangsa ini sebenarnya diakibatkan oleh keserakahan bangsa Indonesia, sehingga yang harus diperbaiki terlebih dahulu adalah MORAL.
2.Dari sekian banyak partai yang ada justru makin sulit untuk menyatukan bangsa ini, alangkah baiknya kalau kita kembali kekhittoh awal dengan membatasi 2 atau 3 partai saja.
3.Sebaiknya suatu bangsa sadar akan posisi di mata masyarakat, istilahnya kerjakan kerjaannya dan tempati tempatnya.
4.Wallahu a’lam
Minggu, 13 Desember 2009
Langganan:
Postingan (Atom)