Eksistensi Manuk Puyuh Di Alam Bebas Nyaris Tak Terlihat
Minggu, 18 Desember 2009
Semua orang di Indonesia dulunya pasti mengenal burung puyuh, bahkan mungkin bukan hanya di Indonesia orang-orang mengenal burung puyuh. Ia dikenal sebenarkanya karena telurnya yang menyebar dimana-mana karena dijual oleh pedangang asongan. Seperti halnya apa yang saya alami, saya baru mengenal burung puyuh ketika saya sudah duduk di sekolah SMA, akan tetapi saya kenal dengan telurnya sejak saya masih kecil karena saya suka membeli telurnya yang dijual meluas dimana-mana.
Burung puyuh yang dijadikan lahan mencari keuntungan oleh manusia dengan cara menternaknya untuk diambil telurnya kadang-kadang dapat membuat lupa akan kehidupan asal dari burung tersebut yaitu alam terbuka. Kehidupannya sudah nyaris tak terlihat lagi di alam bebas. Entah bagaimana caranya burung puyuh ini sudah dikenal dengan hewan ternak yang dapat memberi keuntungan besar bagi kelangsungan hidup manusia.
Manusia kadang lupa akan pentingnya keberadaan hewan-hewan ternak di alam bebas. Mereka sering terlena karena keuntungan yang mereka raup sangat berlimpah, mereka justru bersikap no coment seakan mereka tak peduli dan tak mau tau akan pentingnya keberadaan hewan-hewan ternak tersebut di alam bebas. Mereka lebih banyak mengedepankan sifat egosentrisme daripada harus menjaga keseimbangan alam. Jika hal ini terjadi terus menerus, dihawatirkan bukan hanya burung puyuh saja yang kehidupannya tidak nampak. Akan ada hewan-hewan lain yang diternak oleh manusia untuk diambil keuntungannya sehingga manusia yang lain akan kesulitan mengetahui dan menikmati keindahannya dialam bebas seperti pada saat ini..
Sebaiknya manusia utamanya para peternak puyuh lebih memperhatikan keberadaan burung ini di alam bebas agar ketika nanti terjadi suatu hal yang tidak diinginkan seperti bencana alam dan sebagainya burung ini dapat beradaptasi dengan sendirinya dan kehidupannya masih tetap eksis di kehidupan selanjutnya yakni kehidupan anak cucu kita.
Sabtu, 19 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar